Pagi itu, seorang pria tampak turun dari mobil mewahnya. Ia
bermaksud untuk membeli sebuah kado di kompleks pertokoan itu. Besok
adalah hari Ibu, dan ia bermaksud untuk membeli lalu mengirimkan
sebuah hadiah lewat pos untuk ibunya di kampung. Seorang Ibu yang pernah ia
tinggal pergi beberapa tahun lalu untuk kuliah, mencari nafkah, dan mengejar
kesuksesan di kota besar ini. Langkah-langkah pria itu terhenti di depan sebuah
toko bunga. Ia melihat seorang gadis cant. Ternyata, gadis itu
adalah adik tingkatnya semasa kuliah dulu. Gadis itu terlihat sedang memandangi
lesu rangkaian bunga-bunga indah di etalase. Matanya terlihat dengan jelas
tengah berkaca-kaca, air mata nya hendak meleleh, seperti akan
menangis.
Setelah cerita cerita lalu dilantunkan, pria itu
lalu bertanya “Ada apa denganmu? Ada apa dengan bunga-bunga itu?”
“Aku ingin memberi salah satu rangkaian bunga
mawar ini untuk ibu saya,” gadis cantik itu melanjutkan, “Seumur hidup,
saya belum pernah memberikan bunga seindah ini untuk ibu.”
“Kenapa tidak kau beli saja? Ini bagus, kok.” Cerita
pria tersebut sambil turut mengamati salah satu karangan bunga.
“Uang saya tidak cukup.”
“Ya sudah, pilih saja salah satu, aku yang akan
membayarnya.” Pria itu menawarkan diri sambil tersenyum.
Akhirnya gadis itu mengambil salah satu karangan bunga.
Dengan ditemani sang pria, gadis itu lalu menuju kasir. Pria itu juga
menawarkan diri mengantar si gadis pulang ke rumah untuk memberikan bunga itu
kepada ibunya. Gadis itu pun bersedia.
Dua orang itu lalu melaju menggunakan mobil menuju ke sebuah
tempat yang ditunjukkan oleh si gadis. Hati pria itu terperanjat ketika gadis
cantik itu ternyata mengajaknya ke sebuah kompleks pemakaman umum.
Setelah memarkir mobil, pria itu lalu mengikuti
langkah-langkah si gadis. Dengan sangat terharu gadis itu lalu meletakkan
karangan bunga itu ke makam ibunya. Seorang ibu yang memang belum pernah
dilihat gadis itu seumur hidupnya. Ibu itu dulu meninggal saat melahirkan gadis
itu.
Melihat kejadian itu, setelah mengantarkan gadis itu pulang
ke rumah, sang pria membatalkan niatnya untuk membeli dan mengirimkan kado bagi
ibunya.
Siang itu juga, pemuda sukses itu langsung memacu
mobilnya.. pulang ke kampungnya.. untuk melihat wajah ibu yang dia rindukan
selama ini.. untuk bersujud di bawah kakinya dan memeluk erat tubuh dan hati
lembutnya..
0 komentar:
Posting Komentar